Ayatayat makiyah dan madaniah dalam. Al-Qur' an. Munasabah ayat dalam Al-Qur' an. Ilmu Qiroat dalam membaca Al-Qur' an. Asbabun Nuzul ayat dalam memahami. tafsir Al-Qur' an. Muhkam dan Mutasyabih dalam ayatayat. Al-Qur' an 'Am dan khos dalam memahami tafsir Al-Qur' an. Muthlaq dan muqoyyad dalam. memahami tafsir Al-Qur' an. Amtsalil Qur' an
1. Redaksi Ayat وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ ١١٧ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ ١١٨ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ١١٩ 2. Arti dan Makna Mufrodat Kata مصلحون atau orang-orang yang berbuat kebaikan. Seseorang dituntut, paling tidak, menjadi shalih, yakni seseorang yang memelihara nilai-nilai sesuatu sehingga itu tetap bertahan sebagaimana adanya, dan yang demikian itu tetap berfungsi dengan baik dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Kata لو sekiranya dalam firman-Nya sekiranya Allah menghendaki, menunjukkan bahwa hal tersebut tidak dikehendaki-Nya, karena kata tersebut tidak digunakan kecuali untuk mengandaikan sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau mustahil. Kata أمة atau umat berarti semua kelompok, baik manusia maupun binatang yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang sama, waktu dan tempat yang sama, baik penghimpunannya secara terpaksa, maupun atas kehendak mereka sendiri. Kata رحم berarti hidayah, yakni merupakan tujuan penciptaan, dengan artian tujuan perantara menuju tujuan akhir yaitu kebahagiaan abadi. 3. Terjemah 117. dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. 118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, 119. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu, dan untuk itulah Allah menciptakan mereka, kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya. 4. Analisa Kandungan dan Tafsir Ayat Menurut tafsir Kementrian Agama pada ayat 117 Allah SWT, menjelaskan bahwa, Dia tidak akan membinasakan suatu negeri jikalau penduduk negeri tersebut masih gemar berbuat kebajikan, tidak mengadakan kelaliman seperti tidak melakukan perbuatan liwat suka sesama jenis bagi kaum laki-laki seperti halnya kaum Nabi Luth tidak mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis seperti halnya Fir'aun, dan kejahatan lain, karena yang demikian itu adalah suatu kelaliman. Dan sungguh Allah SWT mustahil menyuruh melakukan yang demikian itu. Pada ayat 118 Allah SWT menjelaskan bahwa kalau Dia menghendaki, maka manusia menjadi umat yang satu dalam beragama sesuai dengan fitrah asal kejadiannya, tidak memiliki ikhtiar sehingga samalah mereka itu seperti semut dan lebah yang hidup bermasyarakat dan seperti malaikat yang hidup dalam kerohanian yang diciptakan hanya untuk patuh dan taat kepada Allah, berakidah yang benar, dan tidak pernah berbuat ingkar maupun khianat. Tetapi Allah SWT menjadikan manusia itu mempunyai usaha berbuat dengan ikhtiar tanpa adanya paksaan dan dijadikan berbeda-beda tentang kemampuan dan pengetahuannya. Demikian kehendak Allah SWT mengenai kejadian manusia. Ada yang mendapat rahmat, taufiq, dan hidayah dari Allah SWT, sehingga tetaplah mereka bersatu dan menggalang persatuan, maka mereka adalah termasuk golongan orang-orang yang gembira dan akan ditempatkan di surga. Ada pula yang tak putus-putusnya dan merakalah termasuk golongan orang-orang celaka yang akan menjadi penghuni neraka. Allah SWT juga mengakhiri ayat ini dengan satu ketegasan bahwa telah menjadi kehendak-Nya akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang selalu berbuat jahat dan dosa selama masih hidup di muka bumi ini. Demikian tafsir Kementrian Agama pada ayat ke 119. Baca juga Tafsir Surat An-Nisa' Ayat 36 Tentang Tanggung Jawab Manusia 5. Kandungan Hikmah Sebagai makhluk ciptaan Allah yang mewarisi nilai-nilai Ketuhanan berdasar keteladannya terhadap Rasulullah SAW, sangat tidak wajar jika manusia melakukan sifat munkar. Jika itu adalah pilihannya tentu Allah akan mendatangkan adzab kepadanya. Allah tidak menjadikan manusia sebagai umat yang satu, mengandung banyak hikmah bahwa Allah memberi keluasan dalam mengembangkan potensinya demi kemaslahatan umat. Atas Kasih dan Sayang Allah serta penghormatan yang tinggi terhadap manusia yang yang berbuat kebajikan, Allah akan membalasnya dengan menghindarkan suatu kaum dari kehancuran peradaban/tatanan yang telah dibangun.
Bukuini membahas tentang metodologi studi Islam bisa menjadi bahan rujukan untuk mata kuliah MSI Semoga bermanfaat dan jangan lupa diamalkan pada yang membutuhkan
Isi Kandungan, Tafsir dan Asbabun Nuzul Surat Hud ayat 117-119 Hud 11117 وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ Indonesian - Tafsir Jalalayn Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. Indonesian - Bahasa Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Indonesian - Tafsir ibn Kathir Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya. Hud 11118 وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةً وَٰحِدَةًۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ Indonesian - Tafsir Jalalayn Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu pemeluk agama yang satu tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat dalam masalah agama. Indonesian - Bahasa Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, Indonesian - Tafsir ibn Kathir Tafsir ayat ini tidak diterangkan pada ayat 119. Dapatkan Aplikasi Quran GreentechApps Surat Hud 11119 إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ Terjemah Indonesian kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat keputusan Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya.” Indonesian - Tafsir Jalalayn Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu artinya Allah telah menghendaki kebaikan bagi mereka sehingga mereka tidak berselisih pendapat tentangnya. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka sebagian di antara mereka ada yang suka berselisih dan sebagian yang lain ada yang diberi rahmat oleh-Nya sehingga mereka tidak berselisih mengenai agama. Kalimat Rabbmu telah diputuskan yaitu sesungguhnya Aku akan memenuhi Jahanam dengan jin dan manusia semuanya. Indonesian - Tafsir ibn Kathir Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia berkuasa untuk menjadikan seluruh manusia sebagai umat yang satu dalam hal keimanan atau kekufurannya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan-Nya dalam ayat yang lain melalui firman-Nya Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Yunus99 Firman Allah Swt. ...tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Maksudnya, perselisihan masih tetap ada di kalangan manusia dalam masalah agama, dan akidah mereka menjadi terbagi ke dalam berbagai mazhab dan pendapat. Ikrimah mengatakan bahwa mereka masih tetap berselisih pendapat dalam hal petunjuk. Al-Hasan Al-Basri mengatakan, mereka berselisih pendapat dalam masalah rezeki, sebagian dari mereka menguasai sebagian yang lain. Tetapi pendapat yang terkenal dan yang sahih adalah yang pertama tadi. Firman Allah Swt. ...kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Artinya, kecuali orang-orang yang diberi rahmat dari kalangan para pengikut rasul-rasul, yaitu mereka yang tetap berpegang teguh kepada perintah-perintah agama yang diwajibkan atas diri mereka dan disampaikan oleh rasul-rasul Allah kepada mereka. Demikianlah keadaan mereka secara terus-menerus hingga datanglah Nabi Saw. sebagai akhir dari para rasul dan para nabi, lalu mereka mengikutinya, membenarkan dan membantu perjuangannya. Akhirnya mereka beruntung karena meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, mereka adalah golongan yang diselamatkan, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan di dalam kitab-kitab musnad dan kitab-kitab sunnah melalui berbagai jalur yang sebagian darinya memperkuat sebagian yang lain, yaitu Sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah berpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, dan sesungguhnya orang-orang Nasrani itu telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan kelak umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu golongan. Lalu para sahabat bertanya, "Siapakah mereka yang satu golongan itu, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. menjawab Orang-orang yang mengerjakan apa yang aku dan sahabat-sahabatku mengerjakannya. Imam Hakim meriwayatkannya di dalam kitab Mustadrak-nya dengan tambahan ini. Ata mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya ...tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Yakni orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Majusi. ...kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Yaitu orang-orang yang memeluk agama yang hanif agama Islam. Qatadah mengatakan bahwa orang-orang yang dirahmati oleh Allah adalah ahlul jama'ah, sekalipun tempat tinggal dan kebangsaan mereka berbeda-beda. Dan orang-orang yang ahli maksiat adalah ahli dalam perpecahan, sekalipun tempat tinggal dan kebangsaan mereka sama. Firman Allah Swt. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Al-Hasan Al-Basri —menurut suatu riwayat yang bersumberkan darinya— menyebutkan bahwa makna ayat ini ialah 'mereka diciptakan untuk berselisih pendapat'. Makki ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Allah menciptakan mereka dalam keadaan berpecah belah, yakni berbeda-beda. Pengertiannya sama saja dengan firman Allah Swt. dalam ayat yang lain, yaitu maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Huud105 Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah Allah menciptakan mereka untuk dirahmati. Ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muslim ibnu Khalid, dari Abu Najih, dari Tawus, bahwa pernah ada dua orang lelaki bersengketa kepadanya dengan persengketaan yang sengit. Lalu Tawus berkata, "Kalian sering bertengkar dan berselisih pendapat." Salah seorang di antara keduanya menjawab, "Memang demikianlah kita diciptakan.' Tawus berkata, "Kamu dusta." Lalu lelaki itu berkata, "Bukankah Allah Swt. telah berfirman 'tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.” Huud118-119?" Tawus berkata, "Allah tidaklah menciptakan mereka agar mereka berselisih pendapat, tetapi Dia menciptakan mereka agar bersatu dan untuk dirahmati." Seperti yang telah diriwayatkan oleh Al-Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa mereka diciptakan untuk dirahmati, bukan untuk diazab. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ad-Dahhak, dan Qatadah. Kesimpulan pendapat ini merujuk kepada pengertian yang terkandung di dalam firman Allah Swt. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Adz Dzaariyaat56 Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah bahwa untuk rahmat dan perselisihan Allah menciptakan mereka. Seperti yang dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri dalam suatu riwayat yang bersumberkan darinya sehubungan dengan makna firman-Nya ...tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Bahwa manusia itu senantiasa berselisih pendapat dalam masalah agamanya hingga terbagi-bagi menjadi berbagai macam pendapat. ...kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Maka barang siapa yang dirahmati oleh Tuhanmu, berarti dia tidak berselisih pendapat. Ketika dikatakan kepadanya, "Untuk itulah Allah menciptakan mereka." Al-Hasan Al-Basri menjawab, "Allah menciptakan sebagian dari mereka untuk surganya, sebagian yang lainnya untuk neraka-Nya, dan sebagian yang lain untuk azab-Nya." Firman Allah Swt. Kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan bahwa sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka kesemuanya. Allah Swt. menyebutkan bahwa telah ditetapkan di dalam qada dan takdirNya berkat pengetahuan-Nya yang Maha Sempurna dan kebijaksanaanNya yang Mahaperiksa, bahwa di antara makhluk yang diciptakan-Nya ada yang berhak mendapat surga, ada pula yang berhak mendapat neraka. Dan sudah merupakan suatu kepastian bahwa Dia akan memenuhi neraka Jahanam dari kedua jenis makhluknya, yaitu jin dan manusia. Allah mempunyai hujah yang kuat dan kebijakan yang sempurna dalam semua perbuatan-Nya. Di dalam kitab Sahihain disebutkan dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Surga dan neraka mengadu kepada Allah. Surga berkata, "Mengapa aku, tiada yang memasuki aku kecuali hanya orang-orang yang lemah dan orang-orang yang rendah?” Neraka berkata, "Aku dipilih untuk tempat orang-orang yang angkuh dan orang-orang yang kelewat batas.” Maka Allah Swt. berfirman kepada surga, 'Engkau adalah rahmat-Ku, Aku merahmati orang yang Aku kehendaki denganmu.” Dan berfirman kepada neraka, 'Engkau adalah azab-Ku, Aku membalas denganmu terhadap orang yang Aku kehendaki. Dan bagi masing-masing dari kamu berdua Aku akan memenuhinya.” Adapun surga, maka di dalamnya masih terus-menerus terjadi lebihan hingga Allah menciptakan baginya suatu ciptaan yang membuat lebihan surga menjadi terisi. Sedangkan neraka, maka ia masih terus mengatakan, "Apakah masih ada tambahan lagi, " hingga Allah meletakkan padanya telapak kaki kekuasaan-Nya, maka saat itu barulah neraka mengatakan "Cukup, cukup, demi keagungan-Mu.”
BukuAsbabun Nuzul merupakan buku tentang asbabun nuzul ayat dan surat al quran yang ditulis oleh Syaikh Mahmud AL Misri dan diterjemahkan Penerbit Zamzam. Surat Ali Imran Ayat 199 119. SURAT AN-NISA' 121. Penamaan Surat 122 Surat Hud Ayat 114 266. SURAT YUSUF 268. Surat Yusuf Ayat 1-3 270.
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٖ وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ Wa maa kaana Rabbuka liyuhlikal quraa bizulminw wa ahluhaa muslihoon English Translation Here you can read various translations of verse 117 And your Lord would not have destroyed the cities unjustly while their people were reformers. Yusuf AliNor would thy Lord be the One to destroy communities for a single wrong-doing, if its members were likely to mend. Abul Ala MaududiAnd your Lord is not such as would wrongfully destroy human habitations while their inhabitants are righteous. Muhsin KhanAnd your Lord would never destroy the towns wrongfully, while their people were right-doers. PickthallIn truth thy Lord destroyed not the townships tyrannously while their folk were doing right. Dr. GhaliAnd in no way would your Lord indeed cause towns to perish with injustice while their population are righteous-doers. Abdel HaleemYour Lord would not destroy any town without cause if its people were acting righteously. Muhammad Junagarhiآپ کا رب ایسا نہیں کہ کسی بستی کو ﻇلم سے ہلاک کر دے اور وہاں کے لوگ نیکو کار ہوں Quran 11 Verse 117 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Hud ayat 117, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 11117 And your Lord is not such as would wrongfully destroy human habitations while their inhabitants are righteous.[115] 115. In this passage, the real cause of the fall of the communities mentioned in Surah Hud, Ayat 25-99 has been pointed out in a very instructive manner. In reviewing their history Allah declares that the cause of the downfall of not only these but of all the former communities was this When Allah bestowed His favors on them, they abused these favors and were so intoxicated with their own prosperity that they began to make mischief in the land. By and by, their collective conscience became so corrupt that no righteous persons were left among them to forbid evil and, if a few were left, their voice was so weak that they could not prevent them from causing mischief. As a result of this, evil became so strong and prevalent among them as to warrant the scourge of Allah. Otherwise Allah bears no enmity against His servants that He should destroy them without any just cause, while they were performing righteous works. This has been mentioned here for impressing the following three things. First, it is imperative that there should be some persons who should invite the people to virtue and forbid evil. For Allah approves virtue only and tolerates evil for its sake so long as there is any potential good left in them. But when a community has no righteous persons left in it and contains only wicked ones, or even if there be some such righteous persons in it as are so weak that nobody pays any heed to them, and the community as a whole rushes headlong towards moral degradation, then Allah’s scourge becomes its inevitable doom. Second, a community, which tolerates everything and everyone except those few who invite it to righteous deeds seals its own doom and invites its destruction. Third, it is clear from this passage that the destiny of a community is determined by the influence the righteous people can wield in it. If it contains such a number of good persons as may be able to eradicate evil and mischief and establish virtue and righteousness, a general scourge is withheld from it so as to afford an opportunity to them for carrying on their work of reform. On the other hand, if the number of the righteous persons in it remains too small to carry on the reform work, and the community does not tolerate them at all and does not allow them to perform their reform work, then that community incurs its own destruction, for thus it proves itself to be a worthless community which has no justification for its existence. For further explanation, See Surah Adh-Dhariyat, ayat 36 note 34. Ibn-Kathir The tafsir of Surah Hud verse 117 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Hud ayat 116 which provides the complete commentary from verse 116 through 117. Quick navigation links
FQwM. dt97yriywx.pages.dev/229dt97yriywx.pages.dev/189dt97yriywx.pages.dev/173dt97yriywx.pages.dev/410dt97yriywx.pages.dev/174dt97yriywx.pages.dev/203dt97yriywx.pages.dev/444dt97yriywx.pages.dev/434
asbabun nuzul surat hud ayat 117 119